Revisi Daftar Nilai Sementara SIA 2 per 02/05/2013 Dapat Dilihat Di sini

4.11.2009

Pemuda Indonesia Diperangi


Indonesia mungkin saat ini sedang merayakan pesta demokrasinya, Pemilu 2009 memilih wakil - wakil rakyat yang akan membawa keinginan rakyat di perlemen. Memilih pemimpin untuk masa 5 tahun kedepan, Lantas Bagaimanakah Keadaan para the young generation Indonesia saat ini?

Para pemuda Indonesia saat ini mungkin tidak pernah merasakan perang, mendengar alunan melodi peluru yang keluar dari mulut senjata, atau mungkin perihnya hidup dijajah bangsa lain. Pemuda Indonesia dapat hidup tenang dan damai di setiap keadaan, disetiap helaan nafas, disetiap kedipan mata. Pemuda Indonesia apalagi para remajanya cenderung selalu berkubang dalm hidup yang serba instan dan mudah, mereka seakan - akan hidup disebuah istana yang memiliki pelayan yang siap menyediakan segala keperluan.

Mereka - pemuda/remaja Indonesia yang memiliki sifat konsumerisme - tidak menyadari bahwa mereka sedang berada dalam perang yang sesungguhnya, perang yang lebih hebat dari PD II. Saat ini Bangsa Indonesia sedang dijajah secara pemikiran, Kita sedang dicekoki oleh kebudayaan barat yang menghancurkan sehingga kita melupakan bahwa kita adalah pemuda hari ini dan pemimpin esok hari.

Sedikitnya ada 5 hal yang sedang menjajah para pemuda Indonesia.
1. Food.
2. Fashion.
3. Film.
4. Free Thinkers.
5. Free sex.
Dengan inilah bangsa lain bisa menjajah Indonesia, penjajahan tanpa senjata, tanpa kekerasan tapi dengan sesuatu yang amat disukai oleh pemuda.

Untuk itu marilah seluruh manusia yang mengaku sebagai pemuda indonesi kita sadar dan persiapkan diri, untuk berperang melawan segala bentuk penjajahan model milenium tersebut. Demi Indonesia Baik, Demi Indonesia Maju, Demi Indonesia dimasa Depan.

4.02.2009

Pendidikan kita saat ini


Kata sebagian orang, “Krisis Pendidikan!” . “Pendidikan kita amburadul!”,kata yang lain. Para praktisi pendidikan sibuk kutak-katik sistim dan bongkar-pasang kurikulum. Tiba-tiba kembali perploncoan di satu perguruan -konon pencetak calon-calon pemimpin- menelan korban jiwa. Dan ini bukan yang pertama kali terjadi di negeri kita. Keributan dan salah-menyalahkan pun berulang. Sebagian orang mengira solusinya adalah Ganti Menteri. Kemudian para pedagang pun bersiap-siap mengantisipasi rejeki. Itulah dunia pendidikan kita.

Gambaran di atas hanyalah apa yang tampak di permukaan. Tetapi bukan persoalan yang sesungguhnya. Persoalan sesungguhnya dan masalah terbesar di dalam pendidikan kita justru bermula dari cara pandang dan pemahaman kita sendiri tentang pendidikan. Yaitu, ketika kita menyamakan pendidikan dengan masa belajar, ketika kita membatasi pendidikan hanya dengan kecerdasan, ketika kita merumuskan pendidikan dengan kebutuhan pasar, dan ketika kita mengaitkan pendidikan dengan pembangunan. Sesungguhnya itulah sumber kesalahannya, dan itulah ideologi pendidikan yang kita anut selama ini. Maka -disadari atau tidak- jadilah pendidikan tak lebih dari sebuah komoditi pencetak robot-robot bengis yang melayani kepentingan ideologi-ideologi sekuler.
Sesungguhnya sebelum sampai kepada taraf “Pendidikan Untuk Mencerdaskan Bangsa” -sebagaimana sering kita baca dan dengar dari slogan- , pendidikan haruslah memiliki misi:
1. Pendidikan Amanah.
“Sesungguhnya, telah Kami kemukakan amanat kepada langit, bumi ,dan gunung-gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu, khawatir akan mengkhianatinya. Dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh” (QS. Al Ahzab: 72)
Melalui ayat di atas, tampaklah bahwa Amanah -berupa ketaatan dan kejujuran- adalah sesuatu yang Allah Subhaanahu wa ta’ala bebankan kepada manusia. Namun manusia menganggapnya sebagai suatu perkara yang sepele. Oleh karena itu Allah Subhaanahu wa ta’ala mencap manusia -karena sifatnya itu- dzalim dan bodoh.
Sesungguhnya Amanah dan sifat-sifat yang menyertainya, seperti jujur, menepati janji, dan tidak khianat merupakan dasar dari segala bentuk tanggungjawab pada setiap pribadi -sebagai apapun dia-. Oleh karena itu, segala upaya dan sarana yang dapat menumbuhkan sifat amanah harus diciptakan. Pendidikan sejak dini harus diarahkan untuk menumbuhkan sifat amanah. Dan segala sarana yang dapat menghantarkan kepada sifat-sifat bohong, khianat, dan mungkir harus dihilangkan dari segala media pendidikan. Tentu kita semua telah melihat bagaimana jadinya kecerdasan tanpa dilandasi sifat amanah. Sia-sialah jika kita masih mengira bahwa dongeng dan sandiwara dapat menjadi inspirasi dan motivator untuk menumbuhkan sifat jujur. Sebab, kemuliaan tak mungkin diwujudkan dari kehinaan. Kejujuran tak mungkin dibangun dari kedustaan serta kepalsuan, dan Al Haq tidaklah membutuhkan topangan dari kebathilan.
2. Pendidikan Sopan-Santun dan Lemah-Lembut.
Sopan-santun serta lemah-lembut merupakan sifat-sifat mulia yang dapat menimbulkan rasa tenang dan hangat di dalam pergaulan bermasyarakat. Ini merupakan di antara sifat-sifat yang disukai Allah Subhaanahu wa ta’ala. Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Aisyah: “Ya, Aisyah. Sesungguhnya Allah Subhaanahu wa ta’ala bersifat Lemah-Lembut, menyukai kelemahlembutan.” (Muttafaqun Alaih)
Di lain waktu Beliau berkata kepada seorang sahabatnya: “Sesungguhnya pada dirimu ada dua sifat yang dicintai Allah Subhaanahu wa ta’ala. Santun dan murah hati.” (HR. Imam Muslim)
Dengan demikian sarana dan metode apa saja yang dapat menumbuhkan sifat mulia ini harus ditempuh. Pendidikan sejak dini harus diarahkan untuk menumbuhkan sifat-sifat sopan-santun dan lemah-lembut. Dan apa saja yang dapat menumbuhkan sifat-sifat sebaliknya, seperti kurang-ajar, tak tahu malu, dan beringas harus dihilangkan dari segala media pendidikan dan pemandangan kita sehari-hari. Tentu kita semua telah melihat bagaimana jadinya kecerdasan tanpa dilandasi sifat sopan-santun dan lemah-lembut.
3. Pendidikan Rajin.
Rajin merupakan satu sifat yang sangat dipuji dalam Islam. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam di dalam berbagai ungkapan menjelaskan keutamaan sifat rajin. Di antara lain ucapannya Shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah: “Sungguh, seseorang mencari seikat kayu dan memikul sendiri di atas punggungnya lebih baik dari pada ia meminta-minta kepada orang lain, diberi atau ditolak” (Muttafaqun Alaih).
“Tangan di atas lebih baik dari pada tangan yang di bawah.....” (Muttafaqun Alaih)
“Sesungguhnya Daud ‘alaihi sallam makan dari hasil karya tangannya” (HR. Imam Bukhari)
Berbagai ungkapan di atas -dan masih banyak lagi- menunjukkan betapa sifat rajin sangat ditekankan di dalam Islam. Maka hendaknya segala sarana dan metode yang dapat menumbuhkan sifat rajin pada negri ini harus diupayakan. Sebaliknya, segala sarana dan metode yang menumbuhkan sifat malas pada negri ini harus ditiadakan. Segala macam bentuk kamuflase dari kemalasan, mengamen misalnya, juga harus dihilangkan. Sejak dini anak harus dibentuk oleh kurikulum yang memacu sifat rajin. Tentu kita semua tahu, apa jadinya kecerdasan yang dibarengi dengan sifat malas, ..licik.
4. Pendidikan Kuat Dan Sabar.
Islam memuji sifat kuat dan mengaitkannya dengan sabar. Kuat, sabar, atau tabah merupakan modal di dalam mengarungi kehidupan -yang memerlukan perjuangan dan penuh dengan cobaan-. Perhatikan bagaimana Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan beberapa kalimat kepada Ibnu Abbas, ketika usianya belum mencapai sepuluh tahun: “....Ketahuilah. Bahwa seandainya seluruh manusia bersatu ingin memberikan manfaat kepadamu, mereka tak akan mampu melakukannya lebih dari yang telah Allah tetapkan bagimu. Dan seandainya mereka bersatu ingin mencelakakanmu, mereka tak akan mampu melakukannya lebih dari yang telah Allah tetapkan atasmu....” (HR. At-Tirmidzi dari Ibnu Abbas)
“...Ketahuilah. Bahwa pertolongan Allah datang melalui kesabaran, bersama perjuangan ada pengorbanan, dan bersama kesulitan ada kemudahan...”
Apa yang Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam ucapkan kepada Ibnu Abbas menunjukkan bahwa perkara kuat dan sabar sudah harus mulai diajarkan maknanya dan ditanamkan kepada anak sedini mungkin.
Maka, sarana dan metode apa saja yang dapat melahirkan serta menumbuhkan kepribadian yang kuat dan sabar harus diciptakan. Sebaliknya, segala sarana dan metode yang akan membentuk keperibadian cengeng, lemah, mudah patah semangat, mudah marah, dan mudah putus asa harus dihilangkan dari media pendidikan kita. Jangan biarkan negri ini mengkonsumsi hal-hal yang melemahkan jiwanya, berupa lagu-lagu cengeng dan film-film picisan. Sama dapat kita bayangkan, mungkinkah ada kecerdasan tanpa dibarengi kuat dan sabar?
Dengan pilar-pilar Amanah, Santun, Rajin, dan Kuat inilah kita meraih Kecerdasan. Kecerdasan yang bertanggung jawab, manusiawi, disyukuri, dan tahan uji. Maka salah besar jika keempat misi dasar pendidikan di atas hanya dibebankan kepada lembaga-lembaga pendidikan regular -sekolah atau pondok pesantren-, karena lembaga-lembaga ini terlalu kecil, terlalu singkat, dan terlalu lemah untuk menghadapi dunia. Media Massa, pasar, lingkungan hidup, bahkan seluruh lembaga Ipoleksosbud (Ilmu Pengetahuan, Politik, Ekonomi, Sosial, dan Budaya) adalah sarana sekaligus media yang bertanggung jawab terhadap pendidikan bangsa.
Apa jadinya sebuah pribadi yang tidak memiliki sifat amanah, tidak santun, malas, dan lemah (cengeng)? Lantas bagaimana pula kalau itu sebuah bangsa? Sungguh, jangan berkhayal walau untuk sekedar tampil semalam di panggung sandiwara. Buat apa masuk pasar kalau hanya jadi barang murahan. Buat apa ikut dalam pembangunan kalau hanya jadi tumbal. Lupakan orientasi pasar, lupakan ideologi pembangunan! Buang jauh-jauh gambaran seolah-olah pendidikan itu hanya gawe sekolahan! Jangan mengkhayal bahwa kecerdasan adalah segala-galanya!
Sungguh, ini adalah sebuah kerja berat dan kita tak boleh berputus asa serta merasa pesimis untuk merubah cara pandang kita dan masyarakat tentang pendidikan. Nabi kita telah mengajarkan kita:
“Bersemangatlah kalian kepada apa-apa yang bermanfaat bagi kalian. Mohonlah pertolongan kepada Allah untuk itu dan jangan pesimis dan merasa lemah” (HR. Ibnu Majah dari Abu Hurairah)

Sumber: http://www.ahlussunnah-jakarta.com/



Alamat WEB Perguruan tinggi


Masa - masa sekolah hampir selesai. Banyak siswa/i yang mulai memikirkan kemana mereka akan melangkah, malanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi ataukah mencari pekerjaan yang sesuai dengan bidang keahlian yang di ajarkan di sekolah.

Khusus untuk siswa/I SMK nampaknya akan banyak yang langsung mencari pekerjaan, karena memang itulah tujuan dari sekolah SMK yaitu menyiapkan llulusan yang dapat menguasai kompetensi pada keahlian masing - masing. Tapi tidak menutup kemungkinan ada beberapa siswa/I yang memilih melanjutkan pendidikan ketingkat yang lebih tinggi demi meraih impian yang diinginkan.

Untuk yang mencari pekerjaan silahkan mencari pekerjaan yang memang sesuai dengan bidang keahliannya, tapi untuk yang ingin melanjutkan kuliah mungkin memiliki kegundahan hati harus memilih universitas yang mana yang sesuai dengan keinginannya serta memiliki akreditasi yang baik. Untuk itulah saya memberikan alamat web dari beberapa universitas baik negeri maupun swasta.

Semoga Bermanfaat dan tidak salah langkah dalam menapaki masa depan anda.

Universitas Negeri

1. Universitas Indonesia
2. Universitas Gajah Mada
3. Institut Teknologi Bandung
4. Institut Teknologi Sepuluh November
5. Institut Pertanian Bogor
6. STAN
6. Sekolah Tinggi Ilmu Statistik

Universitas swasta

1. Universitas Mercubuana
2. STBA LiA
3. Universitas Pancasila
4. Universitas BSI
5. INTI Indonesia
6. Universitas Gunadarma
7. Universitas HAMKA
8. LP3I
9. Universitas Bina Nusantara
10. Universitas Trisakti






 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India